Kemenkop UKM Aprasiasi, OPOP Pemprov Jabar
Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (RI) mengapresiasi upaya Pemprov Jabar yang memberikan perhatian khusus kepada koperasi dan usaha kecil menengah, khususnya gelaran koperasi pondok pesantren yang tergabung dalam One Pesantren One Product (OPOP)
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan mengatakan, gerakan pemberdayaan ekonomi umat seperti OPOP bisa menjadi pilot project pemberdayaan UKM tingkat nasional.
“Saya juga diminta Pak Menteri (Koperasi dan UKM) untuk ke Tasikmalaya beberapa waktu lalu. Dan saya melaporkan (kepada Menteri Koperasi dan UKM), kelihatannya ini untuk membangun pesantren Jawa Barat di 2020 harus menjadi pilot project,” kata Rully, di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (14/12/19).
Rully juga menyatakan, pemberdayaan ekonomi rakyat melalui koperasi dan UKM menjadi atensi Pemerintah Pusat. “Fakta lain menunjukkan kita tidak boleh pada saat ini meninggalkan peran usaha mikro, kecil, dan menengah,” katanya.
“Kalau dari statistik yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB ternyata bukan usaha besar. Usaha mana? Usaha mikro. UMKM secara keseluruhan itu memberikan kontribusi 60 persen (untuk PDB) dan lapangan kerja 97 persen tenaga kerja kita terserap di UKM,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Kementerian Koperasi dan UKM RI dan 10 kementerian/lembaga lain bersinergi membangun UKM. “Salah satu srateginya adalah berhimpun dan koperasi menjadi bagian dari pengembangan UKM,” ucapnya.
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dalam sambutannya mengatakan OPOP adalah bagian dari misi Gubernur sebagaimana telah tertuang dalam rancangan pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), dengan tujuan untuk mewujudkan Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi.
OPOP juga menjadi telah menjadi bagian dari penghargaan Pemprov Jabar kepada koperasi pondok pesantren yang mampu menghadirkan produk unggulannya. “Sebelumnya, Pemprov Jabar memberikan pelatihan, magang, pendampingan usaha, temu bisnis, bantuan penguatan modal, pameran –baik di dalam maupun luar negeri,” kata dia.
Menurut Uu, OPOP digagas Pemda Provinsi Jabar untuk mengakselerasi visi Jabar Juara Lahir Batin. “Kang Emil (Gubernur Jabar) bergerak di bidang ekonomi (pesantren), tetapi dengan tidak meninggalkan program kepesantrenan dulu,” kata Uu.
Uu menyatakan, OPOP sendiri bertujuan untuk menghadirkan kemandirian ekonomi pesantren. Dia pun mengajak pesantren lain untuk terlibat dalam OPOP.
“Mulai dari sekarang saya minta kepada pesantren (yang belum ikut serta OPOP), buat pesantrennya hebat dalam administrasi dan prospeknya, karena kami (OPOP) dinilai oleh tim independen dan bekerja sama dengan perguruan tinggi,” ucapnya.
Sedangkan, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jabar Kusmana Hartadji melaporkan, ada kegiatan temu bisnis dalam gelar produk OPOP.
“Ada bantuan penguatan usaha kepada 1.074 pesantren tahap 2 sebesar Rp 20-30juta, kemudian pesantren juara yang lolos tahap seleksi 2 diberikan bantuan penguatan modal tambahan kepada 88 pesantren sebesar Rp 100-200 juta,” kata Kusmana.
Kusmana menambahkan, di gelaran produk kali ini telah berkumpul 1.074 usaha pesantren se-Jabar yang akan menjadi model pemberdayaan umat. 1.074 pesantren tersebut adalah pesantren juara hasil proses seleksi administrasi dan audisi usaha pesantren.
Pada kesempatan ini, diberikan pula penghargaan kepada para ponpes Juara Audisi OPOP Jabar 2019 kepada 10 ponpes. Para penerima penghargaan mendapat hadiah berupa tambahan modal sebesar Rp 400juta.
Berikut daftar 10 ponpes yang menerima penghargaan:
- Ponpes Minhajul Karomah dari Kabupaten Sumedang, bidang usaha konfeksi/fashion;
- Ponpes Riyadlul Ulum Waddawah dari Kota Tasikmalaya (makanan olahan nabati);
- Ponpes Al Urwatul Wutsqo dari Kabupaten Indramayu (minuman);
- Ponpes Mathlaul Ulum dari Kabupaten Pangandaran (perikanan);
- Ponpes Modern Al Umanaa dari Kabupaten Sukabumi (makanan olahan hewani);
- Ponpes Nurul Hidayah dari Kabupaten Garut (perternakan);
- Ponpes Raudhatul Irfan dari Kabupaten Ciamis (pertanian);
- Ponpes Al Akhyar dari Kabupaten Cianjur (kerajinan);
- Ponpes Al Muhajirin dari Kabupaten Purwakarta (jasa); dan
- Ponpes Al Munawariyyah dari Kota Sukabumi (perdagangan).
Juara tingkat kabupaten/kota kategori juara Scale Up:
- Juara I Ponpes Nuurussiddhiiq dari Kota Cirebon (konfeksi/fashion), Rp 200 juta;
- Juara II Ponpes Darul Ulum Lido dari Kabupaten Bogor (makanan olahan hewani), Rp 150 juta;
- Juara III Ponpes Darul Hidayahdari Kota Bandung (elektronik), Rp 100juta.
Juara kategori Start Up
Ponpes Mukhtarul Ulum dari Kabupaten Ciamis (peternakan), Rp 75 juta.