Jumlah Wirausaha Masih Minim
Kementerian Koperasi dan UMKM mencatat jumlah wirausaha Indonesia masih rendah. Saat ini diperkirakan jumlah pengusaha Indonesia baru mencapai 3,1 persen. Sementara itu, untuk menjadi negara yang maju diperlukan pengusaha sebanyak 14 persen dari rasio penduduk.
Memang semangat kewirausahaan bangsa Indonesia masih berada pada tahap yang rendah. Hal itu terlihat dari beberapa indikator tentang kewirausahaan. Dalam Global Entrepreneurship Index tahun 2017, peringkat kewirausahaan Indonesia masih di ranking 90 dari 137 negara. Di tingkat Asia Pasifik, peringkat Indonesia ke-16 dari 24 negara.
Jadi jika ingin menjadi negara besar yang kuat fundamental ekonominya, jumlah wirausaha Indonesia perlu digenjot. Perguruan tinggi sebagai lembaga yang bertugas mencetak sumber daya manusia unggul, harus terlibat aktif menghasilkan lulusan berjiwa entrepreneur. Itu sebabnya pendidikan vokasi sangat penting sesuai arahan Presiden Jokowi.
Hasil survei Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menyebutkan, dari 5 juta mahasiswa di Indonesia, 83 persen di antaranya bercita-cita menjadi karyawan, 4 persen menjadi wiraswasta, dan selebihnya menjadi anggota LSM dan politisi.Fakta itu memprihatinkan di tengah gencarnya era persaingan yang justru mengharuskan Indonesia memiliki lebih banyak wirausaha untuk menopang perekonomian nasional.
Jadi perlu gerakan yang radikal agar keinginan menjadi wirausaha dijadikan kesadaran nasional agar Indonesia mampu membangun bangsanya semakin cerdas dan berdaya saing. Hal itu bisa dimulai dari sejak bangku kuliah.
Perguruan tinggi harus mengubah orientasi dari mencari ijazah menjadi fokus terhadap ilmu dan menciptakan lapangan kerja. Ini menyangkut mindset yang perlu diubah sejak dini.
Diperlukan kolaborasi seluruh elemen bangsa, karena pertumbuhan ini hanya akan dapat dicapai manakala semua stakeholder bergerak. Dalam pengembangan daya saing industri nasional, diperlukan penyiapan kompetensi SDM yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha saat ini.
Sekarang bukan lagi saatnya berpikir bagaimana mencari pekerjaan, tetapi bagaimana caranya menciptakan lapangan pekerjaan. Apalagi di era pasar bebas, mau tidak mau, suka tidak suka, Indonesia harus mempunyai daya saing tinggi jika tidak ingin terpinggirkan. Sudah saatnya mahasiswa menyadari negara masih membutuhkan banyak pengusaha untuk turut menyejahterakan masyarakat, di tengah tekanan ekonomi global.
Beberapa usaha yang patut dicoba seorang mahasiswa seperti membuka warung sup buah, waralaba, jualan pulsa, jualan buku, jasa pengetikan, dan jualan ATK (alat tulis kantor). Di era gadget seperti sekarang, di era semua serba digital, bisa membuka online shop. Tidak harus dengan website, karena jejaring sosial bisa dimanfaatkan. Jika semangat wirausaha dimulai sejak mahasiswa, maka keinginan menjadi pengusaha akan semakin besar.
Pemerintah mesti menanamkan bibitnya sejak dini dan saat memasuki bangku kuliah sudah bisa memulai bisnis sendiri meski skala kecil. Pengaderan pengusaha sebaiknya diintensifkan dan melakukan pendampingan, baik dari permodalan dan pengembangan keahlian.(**)
SUMBER : https://hariansib.com/Tajuk-Rencana/Jumlah-Wirausaha-Masih-Minim#.X4HBkwQ5RQI.whatsapp