Dinas Koperasi dan UKM Sulsel: Ekonomi Indonesia Masih Positif, Tapi . . .
Dinas Koperasi Pemerintah Provinsi Sulsel menggelar Webinar UKM Tangguh Tanggap Covid-19 melalui Video Conference, Rabu (3/6/2020).
Webinar ini mengangkat tema “Menjadi UKM Tangguh, Sehat Bisnis dan Mental Saat dan Pasca Pandemi”
Hadir langsung Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sulsel Abd Malik Faisal, Dekan Psikologi UNM Prof Dr Muhammad Jufri MSi, Ketua Prodi Doktoral FEB Unhas Dr Anas Iswanto Anwar, Desainer & Photografer Jepang Yoshitaka Orita, Kabid PP Koperasi dan UKM Drs Abdul Azis Bennu MM.
Abdul Malik Faisal mengatakan, wabah Covid-19 ini sudah menjangkau 213 negara.
“Tingkat pertumbuhan langsung menukik tajam, sebagian besar negara di dunia akan mengalami pertumbuhan negatif. Tapi, ada tiga negara yang positif yakni India 2 persen, Tiongkok 1 persen, dan Indonesia 1 persen,” katanya.
Tapi, jika kondisi wabah Covid-19 terus berlarut maka membuat ekonomi makin terpuruk dan pertumbuhan ekonomi bisa negatif.
Berdasarkan, laporan IMF yakni minus 3 persen, JP Morgan memperkirakan ekonomi dunia minus 1,1%, sementara Economist Intelligence Unit (EIU) memprediksi untuk minus 2,2%.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tw I 2020 2,97% (yoy) atau -2,41% (kuartal ke kuartal). Sementara itu, ekonomi China turun jadi -6,8%, Jepang -0,7%, Singapura -2,2% dan Amerika Serikat -0,3%.
Bahkan, dibandingkan dengan efek penyebaran virus masa Virus SARS dan Ebola, efek Covid-19 membuat ekonomi jatuh minus.
Efek virus SARS dan Ebola tak membuat ekonomi dunia turun ke level minus. Sementara itu, efek Covid-19 membuat ekonomi dunia minus.
“Apalagi krisis kali ini jauh lebih kompleks, hal ini berbeda dengan krisis 1930-an, 1998 dan 2008. Pertumbuhan negatif tak ingin kita alami,” katanya.
Sehingga, dia meminta para pakar dan UKM bisa merubah efek pandemi Covid-19 menjadi peluang usaha. “Salah satunya adalah, rempah-rempah menjadi peluang untuk bisa menciptakan suatu produk,” katanya.
Sementara itu, Prof Jufri mengatakan, banyak usaha juga usaha bertahan karena mereka bisa menghasilkan banyak kreatifitas.
“Sebelumnya mereka tak menggunakan penjualan online, dan kondisi ada tantangan maka mereka mau tak mau maka harus belajar dengan penjualan melalui online,” katanya.
Ia mengatakan ketika manusia dihadapkan dengan masalah.
“Sebenarnya bukan masalah itu, tapi cara pandang kita memandang masalah. Mari kita lihat Covid-19, sebetulnya bukan masalah Covid-19. Tapi bagaimana kita membangun mindset untuk membangun ekonomi ke depan,” katanya.
Menurutnya, efek Covid-19 juga adalah peluang usaha.
“Misalnya, penggunaan masker, ada industri yang membuat masker. Jadi, tergantung cara pandang, jadi sekarang kita harus mencari cara baru untuk bertahan atau bahkan menjadi peluang usaha baru,” katanya.
Menurutnya, saat ini pengusaha harus bisa menjaga fisik dan psikis.
“Kalau fisik maka bisa memakan makanan sehat dan vitamin. Kalau psikis maka, kita harus menjaga kesehatan dengan psikis dengan berpikir positif,” katanya.
Menurutnya, pikiran negatif akan menimbulkan efek negatif kepada dirinya.
“Kalau kita menganggap Covid-19 ini sebagai ancaman, ketakutan dan emosi negatif maka akan berakibat negatif. Sebaliknya, kalau kita mengelola emosi positif maka akan membangun pikiran positif. Kalau kita mau UKM tetap jalan dan tangguh maka kita harus mempunyai emosi berdamai, menerima dan kita tetap enjoy menghadapinya,” katanya. (*)
sumber : https://makassar.tribunnews.com/2020/06/03/dinas-koperasi-dan-ukm-sulsel-ekonomi-indonesia-masih-positif-tapi