Triwulan II, Kredit Sektor UMKM di Jatim Mengalami Pelambatan
Laporan Pererkonomian Provinsi (LPP) Jatim yang dirilis Bank Indonesia (BI) menyebutkan, penyaluran kredit untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melambat.
Pelambatan ini terjadi selama triwulan II 2019. Yakni, mencapai 12,20 persen. Padahal di triwulan sebelumnya sektor ini mencatat pertumbuhan sebesar 13,26 persen. Berdasarkan kelompok UMKM, perlambatan kredit terjadi pada kelompok menengah.
Kelompok ini pada triwulan I tumbuh 11,87 persen. Kemudian di triwulan II melambat menjadi 8,12 persen. Sedangkan berdasarkan sektor ekonomi, perlambatan kredit UMKM didorong lapangan usaha industri pengolahan. Dimana pada triwulan I tumbuh 9,38 persen. Namun di triwulan II tergelincir diangka 2,27 persen. Industri perdangangan besar dan eceran juga melambat. Dari 10,93 persen di triwulan I menjadi 10,62 persen di triwulan II.
Kedua lapangan usaha tersebut pada triwulan II 2019 mengalami perlambatan pada produk domestik regional bruto (PDRB) Jatim. “UMKM sebagai salah satu pemasok industri, diperkirakan turut terdampak penurunan aktivitas tersebut. Saehingga menyebabkan perlambatan kebutuhan kredit,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jatim, Difi Ahmad Johansyah, Senin (16/9/2019).
Data LPP Jatim dari BI juga menyebutkan, selama triwulan II, resiko kredi macet atau non performing loan (NPL) perbankan di Jatim mengalami peningkatan. Dari triwulan I sebesar 3,44 persen menjadi 3,55 persen di triwulan II. Peningkatan NPL ini didorong peningkatan NPL kredit modal kerja dari 3,71 persen persen menjadi 3,82 persen. Kemudian kredit investasi dari 2,43 persen menjadi 2,55 persen.
Sementara berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan NPL disebabkan lapangan usaha industri pengolahan, konstruksi serta penyediaan akomodasi dan makanan minuman. Dari sisi suku bunga, kredit UMKM memiliki suku bunga yang lebih tinggi dibanding kredit non UMKM. “Hal tersebut mengindikasikan potensi risiko UMKM yang dinilai lebih tinggi,” tandas Difi.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemrov) Jatim berkomitmen terus meningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) UMKM. Salah satunya dengan menggandeng empat marketplace besar. Diantaranya, Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dan Bibli.com. Kerjasama yang dilakukan terkait pengembangan dan dukungan marketplace tersebut di Jatim.
“Tak hanya pengembangan SDM UMKM, kami juga mendorong penyedia toko online tersebut untuk membantu pemasaran produk,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam sebuah kesempatan di DPRD Jatim beberapa waktu lalu.
sumber : https://daerah.sindonews.com/artikel/jatim/14540/triwulan-ii-kredit-sektor-umkm-di-jatim-mengalami-pelambatan